Pages

Rabu, 09 November 2011

Pengujian NDT Dengan Metode Dye Penetrant


Dye Penetrant (penetran cair) merupakan inspeksi pada cacat yang menggunakan prinsip kapilaritas pada cairan. Prinsip kerjanya adalah dengan menetrasi cacat terbuka pada permukaan benda. Uji Tak Rusak dengan menggunakan cairan penetran dapat digunakan pada benda ferro dan non ferro, konduktor dan non konduktor, magnetik dan non magnetik, serta semua bahan alloy dan plastik. Kelemahan pengujian tak rusak dengan metode ini adalah pendeteksian cacat hanya bisa dilakukan pada permukaan benda uji.

Prosedur umum yang dilakukan pada pengujian ini antara lain :
a)    Pembersihan awal (pre cleaning)
Permukaan bahan uji harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang akan menghalangi masuknya cairan penetran masuk ke dalam cacat. Permukaan harus bebas dari cat, kotoran, kerak, pernis, minyak, tambalan, pelumas, oksida, lilin, karat, cairan pemesinan, dan sisa dari inspeksi penetran sebelumnya.

 Suatu prosedur pembersihan yang baik akan menghilangkan semua kontaminan dari benda uji dan tidak meninggalkan sisa-sisa yang dapat mengganggu proses inspeksi. Cara yang digunakan untuk pre cleaning antara lain:
-       Deterjen (detergent)
-       Uap penghilang lemak (vapor degreasing)
-       Uap pembersih (steam cleaning)
-       Zat pelarut pembersih (solvent cleaning)
-       Pembersih dengan ultrasonic (ultrasonic cleaning)
-       Di etsa (etching)

b)   Penggunaan cairan penetran
Setelah permukaan telah dibersihkan dengan seksama dan dikeringkan, bahan penetran digunakan dengan cara penyemprotan, pengolesan, atau pencelupan benda uji ke suatu bak berisi penetran.
 Setelah penggunaan penetran, maka dibutuhkan waktu beberapa saat agar cairan penetran benar-benar meresap ke dalam cacat. Waktu yang dibutuhkan cairan penetran agar dapat meresap ke dalam cacat disebut penetrant time/penetrant dwell time. Waktu yang dibutuhkan biasanya berkisar antara 5-60 menit.

c)    Menghilangkan sisa penetran
Kelebihan sisa penetran yang ada di permukaan benda uji, haruslah dihilangkan sampai sekecil mungkin. Pembersihan dilakukan dengan cara yang berbeda tergantung pada jenis penetran yang digunakan.
 Jenis-jenis penggunaan cairan penetran dapat dikategorikan berdasar pada jenis pembersih yang digunakan, yaitu yang dapat dibersihkan dengan pelarut dan yang dapat dibersihkan dengan air. Jenis pembersih penetran diantaranya Water-washable, Solvent-removable, Lipophilic post-emulsifiable, dan hydrophilic post-emulsifiable.

d)   Pengeringan
Setelah proses menghilangkan cairan penetran dilakukan, proses pengeringan harus dilakukan dengan udara panas yang ditiup dengan blower dimana suhunya tidak boleh melebihi 225ยบ F.

e)    Penggunaan zat pengembang (developer)
Untuk menarik cairan penetran agar muncul ke permukaan digunakan cairan pengembang. Jenis pengembang ada dua jenis yakni bentuk cair dan jenis kering. Pengembang jenis cair terbuat dari bahan bubuk yang dilarutkan pada air dan volatile solvent. Zat pengembang harus berwarna putih agar dapat memberikan kontras warna terhadap cairan penetran, dengan begitu cacat akan terlihat jelas.

 Zat pengembang jenis kering umumnya digunakan untuk cairan penetran jenis fluorescent sedangkan pengembang cair digunakan pada cairan penetran kontras warna. Penggunaan cairan pengembang diperlihatkan pada gambar di bawah ini :


f)    Interpretasi cacat
Interpretasi cacat yang timbul harus dilakukan sesegera mungkin setelah terlihat adanya indikasi pada zat pengembang. Untuk mendapatkan hasil interpretasi yang baik pada pemeriksaan dengan metode penetran cair jenis fluorescent harus dilakukan pda ruangan yang gelap dengan bantuan lampu ultraviolet (black light).

Penjelasan lainnya bisa didapatkan disini, tapi ya maaf karena tata bahasanya tidak beraturan karena hanya menggunakan google translate hehe

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mengapa suhu yang berbeda pada penetrant cacatnya juga berbeda

Posting Komentar

Cari Blog Ini